Sabtu, 12 Oktober 2013

puisi baruku



Yang aku rasakan

Aku menunggumu,
Bagaikan selembar kertas putih yang haus akan coretan
Aku menunggumu,
Seperti kemarau menantikan basahnya hujan
Aku menunggumu,
Layaknya geranat merindukan dentuman
Aku menunggumu,
Laksana benang menantikan rajutan

                                    Aku terpaku dalam kesunyian,
Kutorehkan bermacam tinta kehidupan pada bola bergaris batas kewilayahan
Tak terukir sedikitpun sebuah kemunafikkan
Kuputar balikkan di benak sebuah memori ingatan
Tak terlihat setetes pun rona kepalsuan
Semua rapih, menyatakan kebahagiaan
Kasih,…
Aku menghargaimu dengan tulus

Kasih,…
Aku menyayangimu tanpa pupus
Dan aku akan tetap menunggumu, di atas tanah tiada pernah tandus…

                                                Ayue Peduliesekabat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar